Penerapan Pembelajaran Kompetensi Sosial Emosional dalam Mata Pelajaran PPKn untuk membentuk Karakter Menuju Profil Pelajar Pancasila
Penerapan
Pembelajaran Kompetensi Sosial Emosional dalam Mata Pelajaran PPKn untuk
membentuk Karakter Menuju Profil Pelajar Pancasila
Sukadi, S.Pd, M.Pd
A.
Latar
Belakang
Guru
mempunyai tugas untuk menuntun segala kodrat yang dimiliki anak agar mencapai
kebahagiaan untuk dirinya maupun sebagai anggota masyarakat. Karena itu proses
pembelajaran sudah seharusnya berpihak pada murid. Artinya bahwa proses
pembelajaran memperhatikan kebutuhan belajar murid. Setiap murid mempunyai
kebutuhan belajar yang berbeda maka guru dapat menuntun mereka agar kebutuhan
belajarnya dapat terpenuhi sehingga tercapai pembelajaran bermakna bagi
dirinya.
Peran
guru penggerak sangat strategis dalam melakukan perubahan pembelajaran. Selama
ini pembelajaran lebih cenderung untuk memenuhi tuntutan kurikulum tetapi dengan pembelajaran berdiferensiasi
tidak berfokus pada tuntutan kurikulum tetapi kebutuhan belajar anak. Dalam
modul 2 membahas tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada murid.
Materinya membahas tentang pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial emosional.
Pembelajaran
diferensiasii merupakan serangkaian
keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh
guru yang berorientasi kepada kebutuhan belajar murid. Dalam pembelajaran
berdiferensiasi dilakukan dengan memberikan keleluasaan
pada murid
untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan
profil belajar murid tersebut. Pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya
menitikberatkan pada produk pembelajaran, tapi juga pada proses dan konten/materi. Model pembelajaran berdiferensiasi
memberikan kesempatan pada murid untuk belajar sesuai dengan kesiapan belajar,
minat dan profil belajarnya.
Pembelajaran diferensiasi merupakan pembelajaran yang dilakukan secara berkolaboratidf di
sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang
dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
positif mengenai aspek sosial dan emosional. Dalam pembelajaran
sosial emosional dilakukan dengan mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai
yang diperlukan untuk memperoleh kompetensi sosial dan emosional sebagai modal
anak dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar.
Pembelajaran sosial emosional terintegrasi dalam mata pelajaran dilakukan di
kelas dapat dilakukan penanaman nilai-nilai karakter menuju profil pelajar
Pancasila.
Profil pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia yang memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan
YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri,
bernalar kritis. Dengan profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjawab
tantangan global yang dihadapi bangsa Indonesia. Upaya pembelajaran untuk
mewujudkan kompetensi global menuju profil pelajar Pancasila dapat dilakukan
dengan menanamkan dan menumbuhkan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila.
Pembelajarn PPKn sangat strategis dalam menanamkan, menumbuhkan
nilai-nilai karakter untuk mendukung perwujudan profil pelajar Pancasila.
Langkah yang dlakukan dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maupun
pembelajaran sosial emosional.
B.
Dasar
Hukum
Dasar hukum
penyelenggaraan sekolah penggerak mengaju pada
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015 tentang Guru
dan Dosen
3.
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Nomor 162 tahun 2021 tentang Program Sekolah Penggerak
C.
Deskripsi Aksi
Nyata yang Dilakukan
Mempelajari modul 2 tentang pembelajaran yang berpihak pada murid dapat menerapkan pembelajaran
berdiferensial terintegrasi dengan pembelajaran sosial emosional. Sebab dalam
pembelajaran dapat disisipkan nilai-nilai karakter selama proses pembelajaran
berlangsung. Hal ini dapat
dilakukan dengan menyusun perencanaan, melaksanakan dan melakukan evaluasi dan
refleksi.
Perencanaan pembelajaran dilakukan dengan membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai
pegangan dalam pembelajaran. Aksi nyata yang dilakukan dalam pembelajaran ini, saya menyusun RPP yang memuat
pembelajaran berdiferensiasi dengan melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid.
Pemetaan dilakukan untuk mengetahui kesiapan belajar, minat, dan profil belajar
murid. Maka saya melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid dengan
menggolongkan kesiapan belajarnya, kemudian mengelompokkan minat dan profil belajarnya sesuai dengan materi pembelajaran yang akan
disajikan.
Untuk pembelajaran sosial emosional saya
menyusun RPP dengan memasukkan
kompetensi sosial emosional kedasaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial,
dan keputusan yang bertanggungjawab. Dalam pembelajaran jika memungkinkan 5
kompetensi sosial emosional dimasukkan semua namun jika tidak memungkinkan maka
dipilih yang sekiranya dapat dimasukkan. Kompetensi sosial emosional tidak lain
berkaitan dengan pembentukan karakter yang relevan dengan profil pelajar
Pancasila.
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensial dan sosial emosional telah saya lakukan di
kelas. Saya memberikan pembelajaran sebagaimana yang telah disusun dalam RPP.
Langkah-langkah dalam melakukan pembelajaran disesuaikan dengan RPP. Kegiatan
pendahukauan diawali dengan laporan
kesiapan pembelajaran oleh Ketua kelas dilanjutkan dengan hormat bendera merah
putih dan berdoa. Kemudian guru mengucapkan salam Abita sebagai budaya di sekolah kami. Salam Abita bunyinya “Salam Abita” Abita… Abita… Abita… Merah
Putih. Yes lalu tepuk tangan.
Guru mengabsen kehadiran murid, dilanjutkan
dengan menyampaikan tujuan pembelajaran. Memberikan motivasi pentingnya
mempelajari materi yang akan dibahas yaitu Ancaman terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Guru melakukan
apersepsi untuk menghubungkan materi sebelumnya dengan melontarkan pertanyaan
pemantiknya. Guru dan murid membuat kesepakatan kelas sebagai bentuk penerapan
pembelajaran sosial emosional pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Agar murid berkonsentrasi dan fokus
guru mengajak hening dengan teknik STOP.
Kegiatan inti pelaksanaan
pembelajaran, guru memberikan pengantar agar siswa dapat mempelajari
salah satu materi dari artikel koran, tayangan video, membaca buku paket atau
power point yang telah disajikan dalam schoology
atau yang dishare lewat wa group.
Murid diberikan kebebasan untuk mempelajari materi melalui tayangan video, membaca buku paket atau
artikel atau bahan tayang power point yang ada dalam aplikasi schoology atau lewat wa group
tentang mewaspadai ancaman terhadap
integrasi nasional di bidang ekonomi dan sosial budaya.
Guru membagi murid dalam beberapa kelompok beranggotakan
5 - 6 orang murid,
dengan pembagian tugas menganalisis macam-macam ancaman terhadap
integrasi nasional di bidang ideologi,
politik , ekonomi dan sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Murid diberikan
kesempatan memilih materi untuk dianalisis
macam-macam ancaman di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
dan pertahanan keamanan.
Murid diberikan
kebebasan membuat laporan bisa dalam bentuk narasi, tabel, gambar, data, video
dengan menggunakan kertas plano, power point atau poster dalam aplikasi canva
sesuai yang disepakati kelompoknya lalu
dikumpulkan. Laporan boleh dari hasil
analisis tayangan video, artikel koran,
artikel atau gambar di internet.
Guru meminta murid
mengingat kembali semua yang terjadi saat diskusi apakah berjalan baik atau tidak. Ini
sebagai penerapan kompetensi sosial emosional kesadaran
diri. Guru juga meminta pada murid untuk memberikan
alternatif
diskusi yang terjadi.
Pada tahap penutup pembelajaran,
murid menyimpulkan hasil pembelajaran
yang sudah didapatkan dengan bimbingan guru. Guru membimbing peserta didik
merefleksikan pembelajaran hari ini. Dengan melakukan
refleksi pembelajaran diharapkan dapat melatih murid untuk mengungkapkan perasaanya dan mengelola
emosinya secara sadar.
Guru memberikan
kesempatan pada murid untuk merefleksi proses
pembelajaran yang
sudah
diikuti apa yang disukai, mudah,
menantang
dan yang ingin dipelajari lebih lanjut sebelum
melanjutkan pembelajaran berikutnya. Hal ini sebagai penerapan
kompetensi sosial emosional pengelolaan diri. Guru meminta murid menuliskan hasil refleksi
pembelajaran dalam kertas stikinote
kemudian ditempel di kertas plano. Pembelajaran ditutup dengan
laporan ketua kelas dilanjutkan
dengan doa dan salam.
D.
Hasil
Aksi Nyata
Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dan
sosial emosional berarti telah memberikan pelayanan kepada murid. Berikut ini
hasil aksi nyata yang dapat diambil dari pembelajaran berdiferensiasi dan
sosial emosional
1.
Memenuhi
Kebutuhan Belajar Murid
Melalui
pembelajaran berdiferensiasi dan sosial emosional dapat memberikan manfaat bagi
murid. Pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid
karena memberikan keleluasaan kepada murid untuk belajar sesuai dengan kesiapan
belajar, minat dan profil belajarnya. Jika pembelajaran memperhatikan kesipakan
murid maka murid yang sudah paham materi pelajaran dan yang belum paham
memperoleh pembibingan untuk
mengembangkan potensinya. Kesiapan belajar merupakan kasapitas untuk mempelajari materi baru apakah sesuai dengan pemahaman
atau keterampilan sebelumnya. Pembelajaran dirancang dengan memperhatikan
kebutuhan belajar sesuai dengan kesiapan belajar murid.
Minat murid berkaitan
dengan hasrat ingin tahu. Minat terhadap pembelajaran dapat diakomodasi dengan
pemilihan materi yang beragam misalnya dalam pembelajaran PPKn tentang ancaman
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia murid dapat memilih materi sesuai
dengan minatnya misalnya minat terhadat ancaman di bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya atau berminat kepada bidang pertahanan keamanan. Murid
diberikan kebebasan untuk memilihnya sesuai dengan minatnya masing-masing. Jika
murid belajar sesuai dengan minat maka keterlibatan
dalam proses pembelajaran dapat maksimal
sehingga pembelajaran bermakna bagi dirinya.
Profil
belajar murid merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar yang
dipengaruhi oleh gaya berpikir, kecerdasan, budaya, latar belakang, jenis
kelamin dan sebagainya. Dalam pembelajaran PPKn pada materi ancaman terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia murid diberikan kebebasan untuk mengumpulkan produk
sebagai hasil belajar dengan beragam pilihan seperti ditulis dalam bentuk
narasi, power point atau ppt, poster di canva, infografis, gambar dan video.
Pembelajaran
sosial emosional dapat dilakukan secara rutin, terintegrasi dalam mata
pelajaran dan protokol di sekolah. Dalam pembelajaran yang dilakukan secara
terintegrasi dalam mata pelajaran dapat dilakukan ketika pendahuluan, kegiatan
inti dan penutup. Ketika saya melakukan pembelajaran sosial emosional saya
lakukan pada kegiatan pendahuluan, inti dan penutup. Pada pendahuluan yaitu
memulai pembelajaran dengan laporan oleh ketua kelas dilanjutkan hormat bendera dan berdoa untuk memulai pembelajaran, menyampaikan tujuan pembelajaran, melakukan teknik STOP untuk mengajak
murid lebih fokus pada materi yang sedang dipelajari. Kemudian membuat kesepakatan kelas sebagai bentuk pengambilan
keputusan yang bertanggungjawab.
2.
Mewujudkan
Merdeka belajar.
Dengan
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi maupun pembelajaran sosial emosional
maka telah memberikan keleluasaan murid untuk memenuhi kebutuhan belajarnya
dengan mempertimbangkan kesiapan belajar, minat dan profil belajarnya. Selain
itu murid mempunyai kebebasan untuk memilih konten yang disajikan, memilih
proses pembelajaran sesuai dengan minatnya dan hasilnya yang berupa produk
pembelajaran dapat disajikan sesuai dengan profil belajarnya. Merdeka belajar
membuat murid merasa bebas untuk mengembangkan potensinya tidak kaku. Sehingga
potensi yang dimiliki murid dapat dilejitkan melalui proses pembelajaran yang
dilakukan secara terintegrasi dalam mata pelajaran.
3.
Pembelajaran
lebih bermakna
Dalam
pembelajaran berdiferensiasi dan
sosial emosional memberi kekebasan kepada murid. Maka ketika murid memilih
materi sesuai dengan minatnya dapat meningkatkan partisipasi lebih daripada
yang tidak berminat. Jika murid telah
berpartisipasi dalam pembelajaran maka hasil pembelajaran menjadi maksimal sehingga pembelajaran yang dilakukan memberikan makna kepada
murid. Pembelajaran akan bermakna jika materi tersebut bagi murid memang
benar-benar sangat dibutuhkan bagi mereka.
4.
Menanamkan,
Menumbuhkan dan Menguatkan Karakter.
Melalui
pembelajaran sosial maka dapat ditumbuhkan karakter murid. Karena pada
hakekatnya dalam kompetensi sosial emosional tidak lain upaya untuk menanamkan
karakter bagi murid. Murid ditanamkan nilai-nilai positif sebagai penguat
pendidikan karakter seperti kesadaran diri, pengelolan diri, kesadaran sosial,
keterampilan berhubungan dengan orang lain, dan pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab. Nilai-nilai dapat menguatkan pembentukan karakter murid dalam
kedudukannya sebagai makhluk sosial.
5.
Mewujudkan
Profil Pelajar Pancasila
Pelajar
Indonesia untuk menjawab tantangan global telah dicanangkan profil pelajar Pancasila.
Dalam profil pelajar Pancasila nilai-nilai karakter yang ditanamkan yaitu nilai beriman,
bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan
global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis. Pembelajaran berdifernsiasi
dan sosial emosional sangat relevan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Karena nilai-nilai karakter yang akan diwujudkan dalam profil pelajar Pancasila
sejalan dengan kompetensi sosial emosional.
E.
Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan ( Kegagalan
Maupun Keberhasilan )
Pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran
sosial emosional merupakan hal yang baru
yang saya pelajari dalam modul guru penggerak tentang praktik pembelajaran yang
berpihak pada murid. Melalui pembelajaran tersebut murid dapat terpenuhi
kebutuhan belajarnya sehingga pembelaran dapat memberikan makna bagi dirinya.
Pembelajaran yang dapat diambil dari pelaksanaan
pembelarajaran berdiferensiasi yaitu dapat meningkatkan keterampilan guru dalam
menyusun rencana pembelajaran (RPP) dan melakukan pemetaan dengan memasukkan kesiapan belajar murid, minat dan profil belajar murid. Guru dapat mencari sumber belajar yang beraneka ragam sebagai konten
pembelajaran untuk melayani kebutuhan belajar
murid. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan banyak pilihan agar murid
dapat memilih materi, proses dan produk sesuai dengan kesiapan belajar, minat
dan profil belajarnya masing-masing.
Pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi dapat
meningkatkan potensi murid untuk berkembang secara maksimal karena pembelajaran
dilakukan sesuai dengan kesiapan, minat
dan profil belajarnya masing-masing. Murid diberikan kebebasan untuk memilih
konten, melakukan proses pembelajaran dan menyampaikan hasil pembelajaran
sesuai dengan kesiapan, minat dan profil belajarnya. Kegiatan pembelajaran
seperti ini lebih memberikan makna kepada murid sehingga hasil pembelajaran
dapat maksimal.
Melalui pembelajaran sosial emosional dapat
diperoleh pembelajaran sebagai berikut:
1.
Meningkatkan pemahaman, penghayatan, dan kemampuan
mengelola emosi.
Dalam pembelajaran
sosial emosional dapat menguatkan pemahaman bagi guru dan murid untuk dapat
meningkatkan kemampuan mengelola emosi. Hal ini berkaitan dengan kompetensi sosial emosional kesadaran diri, pengelolaan
diri, kesadaran sosial, keterampilan berhubungan dengan orang lain dan
pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
2.
Menetapkan
tujuan yang positif.
Dalam
melakukan aktivitas kita dapat menetapkan tujuan yang positif karena jika
aktivitas tanpa tujuan yang jelas maka tidak mungkin memperoleh hasil yang
maksimal. Menetapkan tujuan itu penting karena sebagai tolok ukur tercapai
tidaknya tujuan yang telah ditetapkan.
3.
Membangun
relasi yang positif
Dalam
pembelajaran sosial emosional dapat membentuk keterampilan sesorang membangun
relasi yang postifi. Keterampilan membangun relasi yang positif dapat dilatih
dengan melakukan kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dalam mata pelajaran.
4.
Membuat
keputusan yang bertanggungjawab.
Pembelajaran
sosial emosional dapat menanamkan kesadaran untuk membuat keputusan yang
bertanggungjawab. Komitmen untuk melaksanakan keputusan yang bertanggungjawab
didasari keyakinan bahwa keputusan tersebut telah dipertimbangkan secara
mendalam dan berguna untuk dirinya.
F. Rencana
Perbaikan di Masa Mendatang
Pembelajaran diferensiasi dan sosial emosional
dapat diterapkan terintegrasi dalam mata pelajaran. Pada pembelajaran PPKn pembelajaran tersebut
sangat relevan karena pembelajaran ini tidak hanya menitikberatkan pada aspek
kognitif saja melainkan aspek afektif dan psikomotorik. Hasil akhir
pembelajaran kewarganegaraan agar murid menjadi warga negara yang baik yaitu yang taat pada konstitusi negara.
Pembelajaran sosial emosional telah menanamkan
nilai-nilai karakter yang penting melalui kompetensi sosial emosional. Jika
nilai-nilai tersebut berhasil ditanamkan dalam pembelajaran sosial emosional
maka pencapaian nilai karakter untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila dapat
terwujud. Karena tantangan global sekarang semakin kompleks sehingga pelajar
Indonesia perlu ditanamkan dan ditumbuhkan nilai-nilai karakter untuk menjawab
tantangan global.
Mata pelajaran PPKn sangat strategis untuk
menanamkan nilai-nilai karakter kepada murid. Pada masa mendatang dalam
pembelajaran PPKn untuk memasukkan pembelajaran berdiferensiasi dan
pembelajaran sosial emosional. Jika sebelumnya belum menerapkan secara baik
maka rencana kedepan dilakukan evaluasi untuk memperbaiki proses pembelajaran
berdiferensiasi dan sosial emosional agar dapat menuntun murid melalui merdeka belajar dan membentuk
karakter yang kuat menuju terwujudnya profil pelajar Pancasila.
.
G.
Dokumentasi
Foto 1 Ketua Kelas Laporan
Kesiapan Pembelajaran
Foto 2 Melakukan Hormat
Bendera
Foto 3 Melakukan Doa
Foto 4 Membuat
Keyakinan Kelas
Foto 5 Membagi Materi
di Koran
Foto 6 Mencari materi
di Internet
Foto 7 Hasil Pekerjaan
Murid dalam Kertas Plano
Foto 8 Hasil Pekerjaan
Murid dalam Poster Canca
Foto 9 Hasil Pekerjaan
Murid dalam PPT
Foto 10 Presntasi yang
dilakukan Murid
Foto 11 Presntasi yang
dilakukan Murid
Foto 12 Presntasi yang
dilakukan Murid
Foto 13 Presntasi yang
dilakukan Murid
Foto 14 Kumpulan
Refleksi Pembelajaran
Foto 15 Menyampaikan Salam Abita sebelum Berdoa
Mengakhiri
Pembelajaran
Komentar
Posting Komentar