Makna Penting Budaya Bersih dibalik Pengelolaan Sampah Organik untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
Aksi Nyata ( Modul 1.3 )
Makna Penting Budaya Bersih dibalik Pengelolaan Sampah
Organik untuk Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila
*)Sukadi, S.Pd, M.Pd

A.
Latar Belakang
Warga negara Indonesia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan. Hal ini
tertuang dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Oleh karena itu pemerintah menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional.
Pendidikan dilakukan sepanjang hayat (long
life education), sehingga pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat.
Tokoh besar dengan ide cemerlang dari Ki Hajar Dewantara menyatakan
bahwa pendidikan merupakan suatu proses
pembudayaan sebagai usaha dalam memberikan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Upaya
pendidikan yang dapat dilakukan dengan sikap, dikenal dengan teori trikon
yaitu, kontinyu, konsentris dan konvergen. Kita ketahui bahwa nilai-nilai
kebudayaan tidaklah bersifat statis namun mengalami perubahan dan kemajuan.
Kontinyu dengan alam masyarakat Indonesia sendiri bahwa kebudayaan harus
diestafetkan dari generasi ke generasi berikutnya secara terus menerus dan berkelanjutan.
Konvergen dengan budaya luar bahwa pendidikan dapat menerima budaya luar dengan
cara selektif dan adaptif sehingga bersatu dengan alam secara universal dalam
persatuan dan kesatuan. Konsentris bersatu dengan tetap berkepribadian sendiri.
Sekolah sebagai tempat untuk menyelenggarakan pendidikan dibuat sebagai
taman yang menarik, nyaman dan menyenangkan. Proses pendidikan di sekolah
didesain agar anak merasa nyaman, senang dan tertarik untuk belajar, bermain
dan berlatih. Sekolah yang nyaman, aman, dan menyenangkan merupakan dambaan
warga sekolah. Untuk mewujudkan sekolah yang nyaman maka lingkungan sekolah
diusahakan bersih, indah dan menarik. Sehingga penghuni di sekolah merasa betah
dan nyaman menempati sekolah.
Budaya hidup bersih dan indah perlu ditanamkan dan ditumbuhkan kepada
seluruh warga sekolah. Jika sekolahnya bersih maka nyaman untuk kegiatan
pembelajaran. Sekolah yang bersih dan indah hanya dapat terwujud jika
masing-masing warga sekolah telah menyadari pentingnya menjaga kebersihan dan keindahan. Sehingga slogan 7 K
yang bertujuan untuk membiasakan warga sekolah memelihara lingkungan sekolah
sangat tepat untuk mewujudkan lingkungan belajar yang nyaman. Program 7 K (
keimanan, keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kerindangan, dan
kekeluargaan) dilakukan secara terus-menerus agar menjadi bagian dari kehidupan
warga sekolah.
Sebagai guru penggerak mempunyai tanggung jawab untuk mendukung dan
mempelopori program 7 K dengan bekerja sama tim 7 K dan OSIS untuk mewujudkan
lingkungan sekolah yang nyaman untuk belajar. Untuk mewujudkan lingkungan
sekolah yang nyaman salah satunya dengan pembiasaan pola hidup bersih. Namun
belum semuanya memahami pentingnya pola hidup bersih. Sebagian siswa belum
dapat memaknai dibalik hidup bersihnya, dengan adanya upaya dari sekolah untuk
mengolah sampah organik diharapkan siswa dapat menghargai dan bersyukur
terhadap apa yang dimilikinya agar dapat menerapkan hidup bersih. Guru dapat
menuntun anak untuk membiasakan pola hidup bersih sebagai bagian dari program 7 K.
B.
Deskripsi Nyata yang dilakukan
Di sekolah tim 7 K sebagai garda terdepan untuk mewujudkan sekolah yang
nyaman untuk belajar telah melakukan berbagai kegiatan. Hal ini dilakukan
dengan merencanakan dan melaksanakan program kerjanya agar terwujud sekolah yang
diimpikan. Program kerja tim 7 K salah satunya dengan melakukan pengolahan
sampah organik agar bermanfaat. Hal ini di lakukan untuk mengurangi volume
sampah yang ada di sekolah. Sekolah sebagai komunitas masyarakat pendidikan
tidak bisa lepas dari masalah sampah.
Sampah yang ada di sekolah berasal dari sisa makanan, daun-daun yang
berguguran dari pohon, kertas, plastik pembungkus makanan dan barang-barang
bekas kantor. Jika sampah tersebut hanya dibiarkan akan menimbulkan masalah
terhadap kenyamanan pelayanan pendidikan di sekolah. Lingkungan yang kotor,
kumuh, bau busuk dan munculnya bibit penyakit dapat terjadi jika pengelolaan
sampah tidak di tangani secara tepat.
Bagaikan gayung di sambut di sekolah mengadakan kerja sama dengan Bank
Sampah di Desa Bligo untuk pengelolaan sampah barang bekas dan plastik.
Sedangkan untuk sampah kertas dapat dipilah kemudian dijual. Dan sampah organik
berupa sisa makanan dan daun diolah dengan dipermentasi kemudian digiling
menjadi sampah organik.
Pada awal pengelolaan sampah kita melakukan pelatihan dengan Dinas
Lingkungan Hidup Kabuapaten Magelang untuk pembuatan biopori dan tata cara
pengelolaan sampah organik dengan praktek membuat kompos. Biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam
tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air
dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Peningkatan daya resap air
pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan
sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada
lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu
menciptakan pori-pori di dalam tanah.
Dalam pelatihan tersebut melibatkan
guru, karyawan, dan siswa dari OSIS, Pramuka dan MPK. Sebagai tindak lanjut
dari pelatihan tersebut maka guru melakukan uji coba untuk memanfaatkan sampah
organik dengan pembuatan kompos. Ternyata hasilnya bagus dan digunakan untuk
memupuk tanaman di lingkungan sekolah. Hasilnya juga bagus lingkungan sekolah
menjadi sumbur, tanaman tumbuh sumbur dan hijau.
Langkah berikutnya bagaimana pembuatan kompos ini dapat dilakukan oleh
siswa sehingga anak mempunyai keterampilan untuk mengolah sampah organik yang
bermanfaat. Sebagai pioner anak-anak OSIS dan pengurus Dewan Ambalan untuk
terlibat secara langsung mengolah sampah organik sehingga memperoleh pengalaman
dan keterampilan yang dapat diimbaskan kepada anak-anak lainnya.
Kegiatan ini dilakukan dengan pengurus OSIS karena terdapat sekbid yang menangani tentang demokrasi, HAM,
lingkungan hidup, kepekaan sosial dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat
plural. Pada sekbid tersebut salah satu program kerjanya melakukan 7 K (
keimanan, keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kerindangan dan
kekeluargaan). Sedangkan dalam Dewan Ambalan melakukan kegiatan pengelolaan
sampah sebagai wujud dari Dasa Darma Pramuka yaitu darma yang ke kedua “cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia”.
Apa yang dilakukan OSIS maupun Dewan Ambalan tidak lain sebagai implementasi
dari profil pelajar Pancasila dalam membentuk karakter mereka. Profil pelajar
Pancasila selaras dengan sekbid di OSIS maupun Dasa Darma Pramuka. Deskripsi
aksi nyata yang dilakukan dengan melakukan gotong royong antara pembina OSIS,
Pembina Pramuka, Tim 7 K dan pengurus OSIS dan Dewan Ambalan mewujudkan sekolah
yang bersih dan nyaman melalui pengelolaan sampah oraganik dengan pembuatan
kompos. Gotong royong sebagai wujud untuk menanamkan dan menumbuhkan profil
pelajar Pancasila.
C. Hasil
Aksi Nyata
Kegiatan pengelolaan sampah organik di sekolah membawa hasil yang baik
dari unsur, kebersihan, keindahan dan kerindangan. Bahkan selain itu juga
mempunyai dampak positif dari unsur bisnis. Sebab hasil dari pupuk organik mempunyai
nilai jual yang tinggi.
Hasil aksi nyata melakukan pengolahan sampah organik ditinjau dari budaya
bersih sangat tampak bahwa lingkungan sekolah menjadi bersih. Taman-taman
tertata rapi, halaman bersih, tempat
ibadah bersih, perpustakaan dan sudut baca nyaman untuk belajar. Hal ini sesuai
dengan ajaran agama bahwa “ kebersihan
sebagian daripada iman”. Lingkungan yang bersih menjadikan semua yang berada
di sekolah merasa nyaman dan betah di sekolah. Sehingga anak merasa nyaman
belajar, bermain dan berlatih di sekolah untuk mencapai cita-citanya menuju
kebahagiaan baik bagi dirinya maupun sebagai anggota masyarakat.
Dari unsur keindahan menjadikan lingkungan sekolah menjadi indah, tamanan
tumbuh subur. Sekolah sebagai taman yang menyenangkan untuk belajar. Fasilitas
sekolah seperti masjid, taman, gazebo, perpustakaan, kafetaria, potcase tampak
indah dan rapi. Ini membuat nyaman untuk melakukan aktivitas beribadah,
literasi atau bermain. Lingkungan yang indah membuat nyaman dalam menjalankan
aktivitas dalam pembelajaran.
Ditinjau dari unsur kerindangan sekolah menjadi rindang, tanaman keras
tumbuh subur sebagai perindang lingkungan yang sejuk. Tanaman bunga, atau
tanaman hias tumbuh subur sehingga suasana menjadi asri dan sejuk. Tidak
gersang dan panas sehingga nyaman untuk beraktivitas di sekolah. Pohon buah
yang tumbuh subur yang setiap musim panen berbuah seperti buah mangga dan
anggur. Di sekolah banyak tanaman buah mangga yang di tanam di depan kelas
maupun pohon anggur yang di tanam di selatsar kelas.
Melalui pengolahan sampah organik telah menghasilkan rupiah karena telah
banyak masyarakat, warga sekolah dan dinas instansi yang memesan kompos hasil
pengolahan sampah organik dari SMA N 1 Ngluwar. Untuk sementara jumlah
permintaan belum semuanya dapat terlayani karena banyaknya permintaan sedangkan
volume produksi masih terbatas. Hasil pupuk organik juga telah disumbangkan
kepada masyarakat dalam acara bakti sosial dan diberikan sebagai souvenir kalau
ada tamu dari dinas instansi yang datang ke sekolah.
Kegiatan pengolahan sampah organik telah membawa hasil yang
menggembirakan bagi ekosistem di SMA N 1 Ngluwar. Yang tadinya hanya dilakukan
oleh Tim 7 K sekarang sudah melibatkan anak untuk peduli terhadap kebersihan di
lingkungan sekolah dengan turut serta dalam pengolahan sampah organik.
Pengalaman berharga yang diperoleh anak di sekolah dalam upaya mewujudkan hidup
bersih dapat dikembangkan di lingkungan tempat tinggal anak sehinga budaya
hidup bersih menjadi bagian dari diri anak.
Jika anak sudah terbiasa dengan hidup bersih maka dapat membawa dampak
positif tidak hanya pada unsur kesehatan, namun juga pada unsur lainnya seperti
keindahan, kebersihan dan juga kerindangan. Budaya hidup bersih ditanamkan dan
ditumbuhkan kepada anak di lingkungan kelas dan sekolah sebagai ekosistem
pendidikan.
Di sekolah tempat sampah disediakan untuk menampung sampah organik dan
anorganik tujuannya untuk memudahkan memilah sampah untuk diproses langkah
selanjutnya. Jika sampah organik maka dapat diolah menjadi kompos sedangkan
yang anorganik dapat dijual. Budaya membuang sampah pada tempatnya ditanamkan
dan ditumbuhkan agar mereka meyakini makna hidup sehat sebagai bagian dari
budaya positif.
D.
Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan ( Kegagalan
Maupun Keberhasilan )
Upaya sekolah melakukan pengolahan sampah organik membawa pengaruh yang
sangat berharga bagi ekosistem pendidikan. Program 7 K yang berkolaborasi
dengan OSIS melalui sekbid demokrasi, HAM, lingkungan hidup, kepekaan sosial
dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural sangat efektif agar anak
merasakan manfaat pengolahan sampah organik untuk mewujudkan pola hidup sehat
di lingkungan sekolah. Bagi anggota Dewan Ambalan sebagai wujud peran sertanya
mengamalkan Dasa Darma Pramuka yaitu “cinta
alam dan kasih sayang sesama manusia”. Semua yang dilakukan anak terlibat
dalam menangani masalah sampah tidak lain untuk memaknai pola hidup sehat. Hal
ini dilakukan dalam mewujudkan profil pelajar Pancasila dengan bahu-membahu dan
bergotong royong memecahkan masalah sampah yang ada di sekolah.
Pembelajaran yang diperoleh dari kegiatan pengolahan sampah membuat anak
menjadi terampil mengolah sampah organik. Sebagai upaya mengatasi permasalahan
sampah di sekolah yang dapat menimbulkan lingkungan kumuh, kotor, sehingga menimbulkan
bibit penyakit. Melalui pengolahan sampah organik sebagai solusi untuk
memecahkan sampah di sekolah.
Pengelolaan sampah organik telah membawa dampak yang positif dalam
mewujudkan hidup bersih. Meskipun sulit untuk menanamkan pola hidup bersih
tetapi dengan memberikan keyakinan kepada anak maka budaya hidup bersih mulai
tertanam dan tumbuh sebagai budaya positif di sekolah. Budaya positif ini
melalui kolaborasi dan gotong royong mengatasi masalah sampah di sekolah yang
melibatkan guru, karyawan dan murid. Langkah awal hanya pengurus OSIS, Pramuka
dan MPK dan organisasi ekstrakurikuler lainnya.
Dampak yang bisa dirasakan pengolahan sampah organik telah mengubah wajah
lingkungan sekolah menjadi lebih indah. Sebagaimana ajaran Ki Hajar Dewantara
bahwa sekolah sebagai taman bermain yang menyenangkan bagi anak. Maka
lingkungan yang indah merupakan upaya menjadikan sekolah sebagai taman bermain
bagi anak yang menarik dan menyenangkan. Sekolah bukanlah tempat yang
membosankan dan menakutkan tetapi sebagai taman yang menyenangkan bagi anak
untuk bermain dan belajar. Karena hakekat anak adalah bermain, jika lingkungan
indah maka menjadi nyaman untuk bermain dan belajar.
Di lingkungan sekolah kerindangan dapat diwujudkan karena pupuk organik
dari hasil pengolahan sampah dapat digunakan untuk memberi suplai tanaman baik
tanaman keras, tanaman hias maupun tanaman bunga. Sekolah yang rindang
menjadikan lingkungan sejuk dan nyaman. Hal ini dapat membawa dampak kenyamanan
dalam pembelajaran. Suasana sejuk menjadikan pemikiran jernih, damai dan
tentram sangat nyaman untuk melakukan aktivitas di sekolah.
Untuk mengembangkan bisnis dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan
sampah organik. Barang yang tadinya tidak berharga dapat menghasilkan pundi-pundi
rupiah. Melalui pengalaman pengolahan sampah organik dapat membuka peluang
bisnis yang dapat menghasilkan uang. Sehingga slogan sampah menjadi rupiah
benar adanya. Hal ini dibuktikan bahwa dengan adanya pengolahan sampah organik
di SMA N 1 Ngluwar maka permintaan cukup banyak sehingga sekolah mengalami
kewalahan untuk melayani permintaan. Sekolah juga sudah bekerjasama dengan
masyarakat untuk mensuplay bahan baku berupa pupuk kandang yang dicampur dengan
sampah dari sekolah untuk diproses menjadi pupuk organik.
Namun bukan berarti pada awal kegiatan ini diluncurkan tidak ada kendala.
Ada sebagian warga sekolah yang tidak setuju namun dengan upaya untuk melakukan
kolaborasi kegiatan ini dapat dilakukan bahkan dapat membuahkan hasil. Semula
belum melibatkan anak kemudian setelah yakin bahwa program ini ternyata baik
dan bermanfaat anak-anak dilibatkan untuk peduli terhadap pengelolaan sampah di
sekolah. Anak-anak dilibatkan dalam pengolahan sampah organik meskipun masih
perwakilan karena keterbatasan alat dan jumlah bahan baku yang terbatas.
E. Rencana
Perbaikan di Masa Mendatang
Di sekolah sampah merupakan masalah yang serius untuk dicari jalan
keluarnya. Sampah dapat menjadi bencana jika kita tidak dapat mengelolanya
dengan baik. Muculnya bibit penyakit bisa disebabkan dari sampah. Namun disisi
lain jika dapat melihat dari sisi bisnis maka sampahpun dapat menghasilkan
uang.
Hal penting di sekolah dalam pengelolaan sampah adalah bagaimana sampah
dapat diatasi sehingga lingkungan sekolah menjadi, bersih, indah, rapi dan
rindang. Jika sampah dapat diatasi maka dapat terwujud sekolah yang nyaman
untuk belajar. Budaya hidup bersih dapat ditanamkan sejak dini kepada anak-anak
kita kemudian ditumbuhkan agar terinternalisasi dalam hidupnya. Sampah tidak
hanya berkaitan dengan kesehatan saja melainkan keindahan, kerapian dan
kerindangan.
Di masa yang akan datang pengelolaan sampah lebih banyak melibatkan semua
warga sekolah agar mereka mempunyai keyakinan pentingnya hidup bersih. Pengalaman
OSIS dan Dewan Ambalan dalam mengolah sampah organik harus diimbaskan kepada
semua siswa sehingga mereka dapat terlibat secara langsung dalam pengelolaan
sampah organik.
Lebih banyak meningkatkan produksi pupuk organik dengan melibatkan warga
sekolah secara bergiliran agar sekolah lebih indah, rapi, dan bersih. Sekaligus
memenuhi permintaan pupuk organik dari dinas instansi maupun dari masyarakat
yang sudah inden pesan pupuk organik produksi SMA N 1 Ngluwar.
Pengurus OSIS dan Pramuka sebagai motor kegiatan di sekolah melakukan
pelatihan kepada siswa lainnya agar anak-anak mempunyai wawasan dan
keterampilan dalam pengolahan sampah organik. Bisa juga setalah melihat dan
mempraktekkan pengolahan sampah memberikan inpirasi untuk mengembangkan bisinis
pengolahan sampah di lingkungan tempat tinggal.
Tim 7 K, pengurus OSIS maupun pengurus
Dewan Ambalan Pramuka ke depan melakukan kolaborasi dan bersinergi untuk
memecahkan masalah sampah di lingkungan sekolah. Tidak hanya pengolahan sampah
organik tetapi mencoba untuk berkreasi mengembangkan dan memanfaatkan sampah
anorganik menjadi barang jadi yang mempunyai nilai jual.
F. Dokumentasi Aksi Nyata
Proses Pembuatan Sampah Organik






Proses Pengepakan Sampah Organik


Proses Pengiriman Barang


Lingkungan Sekolah yang Bersih, Indah, Rindang dan Nyaman





Komentar
Posting Komentar