Sosialisasi dan Aksi Nyata ( Modul 1.4 ) Kegiatan Kepramukaan yang Menarik dan Menyenangkan sebagai sarana Learning and Playing
Sosialisasi dan Aksi Nyata ( Modul 1.4 )
Kegiatan Kepramukaan yang Menarik dan Menyenangkan
sebagai sarana Learning and Playing
Sukadi, S.Pd, M.Pd

A.
Latar
Belakang
Guru
penggerak mempunyai peran penting sebagai
pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi
antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan
kepemimpinan murid. Jika peran tersebut dapat dilakukan dengan maksimal maka
dapat melakukan perubahan dalam paradigma pendidikan sebagai budaya positif.
Sebagai guru penggerak kami mempunyai kewajiban untuk
mensosialisasikan modul budaya positif kepada rekan sejawat. Tujuannya agar
terjadi perubahan yang positif di sekolah sehingga dapat terbentuk budaya
positif. Hal yang pertama kali disosialisasikan dengan rekan sejawat yaitu
tentang nilai dan peran guru penggerak, filosofi pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara, membangun budaya positif di sekolah, kebutuhan dasar manusia dan
segitiga restitusi.
Selain itu juga disampaikan aksi nyata yang dilakukan oleh
guru penggerak dalam menjalankan tugasnya. Tugas tersebut dapat berupa tugas
pokok dalam pembelajaran dan tugas tambahan. Karena guru selain mempunyai tugas
pokok di sekolah ada yang diberikan tugas tambahan seperti menjadi kepala
laboratorium, wakil kepala sekolah, wali kelas, bendahara, dan pembina kegiatan
kesiswaan.
Kegiatan kesiswaan sebagai tugas tambahan guru berupa pembina
ekstrakurikuler dan majelis pembina OSIS. Sehingga guru selain mengajar juga
mempunyai tanggung jawab membina ekstrakurikuler dalam mengembangkan talenta
peserta didik agar dapat berkembang secara maksimal. Salah satu tugas yang kami
lakukan sebagai pembina ekstrakurikuler yaitu di bidang kepramukaan.
Dalam
kurikulum 2013 kepramukaan merupakan ekstrakurikuler wajib di sekolah mulai
dari SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA/MAK. Kegiatan tersebut dapat dilakukan dalam
bentuk sistem blok, reguler dan aktualisasi. Model blok dapat dilakukan pada
awal semester atau akhir semester. Model aktualisasi dilakukan dalam
pembelajaran untuk menanamkan sikap dan keterampilan kepada peserta didik yang
dilakukan di kelas dalam kegiatan kepramukaan secara rutin, terjadwal dan
penilaiannya secara formal. Sedangkan model reguler dilakukan peserta didik
yang dikelola gugus depan berdasarkan minat secara suka rela.
Dalam
pendidikan kepramukaan meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotorik. Maka
diperlukan perencanaan yang matang agar ketiga aspek tersebut dapat terwujud.
Aspek afektif berupa penanaman sikap untuk membentuk karakter yang baik
sebagaimana yang tercantum dalam satya dan darma pramuka. Aspek kognitif berupa
pengetahuan yang dapat menambah wawasan yang luas kepada peserta didik agar
mempunyai pemikiran yang luas dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Sedangkan pada aspek psikomotorik dapat meningkatkan keterampilan yang berupa
kecakapan hidup sebagai bekal dalam kehidupan di masyarakat.
Banyak
yang belum memahami pentingnya pendidikan kepramukaan karena selama ini orang
hanya melihat pramuka identik dengan tepuk tangan, nyanyi dan yel-yel. Padahal dalam kepramukaan tepuk tangan, nyanyi
dan yel-yel sebagai sarana pendidikan.
Ada nilai-nilai yang ditanamkan dalam aktivitas tersebut. Selama ini pendidikan
kepramukaan belum ditangani secara maksimal meskipun merupakan bagian dari
kurikulum yang wajib diberikan kepada peserta didik. Banyak sekolah yang
melakukan kegiatan kepramukaan tidak sesuai dengan karakteristik pramuka.
Sehingga kegiatan kepramukaan dilakukan hanya asal-asalan tidak dimanage secara
baik.
Di
lapangan banyak dijumpai kegiatan kepramukaan tidak dirancang secara matang
sehingga kegiatannya membosankan karena tidak sesuai dengan dunia anak-anak di era
milineal. Kadang juga dilakukan dengan cara keras yang membuat peserta didik
merasa takut atau tertekan sehingga mereka membenci kegiatan kepramukaan.
Ada
juga kegiatan kepramukaan yang hanya menekankan pada aspek pengetahuan saja
tidak seimbang dengan aspek sikap dan keterampilan. Maka pembentukan karakter
yang diharapkan dalam kegiatan kepramukaan tidaklah dapat terwujud. Oleh karena
itu maka pendidikan kepramukaan hendaknya dilakukan yang menarik, menyenangkan
bagi peserta didik di bawah tanggung jawab orang dewasa, dilakukan di alam
terbuka, di luar sekolah dan keluarga dengan menggunakan prinsip dan metode
khusus.
Kepramukaan
merupakan pendidikan karakter dengan nilai-nilai karakter kepada peserta didik
sebagaimana yang tercantum dalam satya dan darma pramuka. Nilai-nilai karakter
tersebut dikuatkan dalam pembelajaran di kurikulum 2013. Bahkan sekarang
nilai-nilai karakter semakin kokoh seiring dengan upaya mewujudkan profil
pelajar Pancasila. Pemerintah telah mencanangkan profil pelajar Pancasila agar
pelajar tumbuh dan berkembangnya nilai-nilai karakter seiring dengan perubahan
zaman yang semakin cepat. Nilai karakter sebagaimana yang ingin diwujudkan
dalam profil pelajar Pancasila meliputi: keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan
YME dan akhlak mulia, bergotong royong, berkebhinekaan global, bernalar kritis,
kreatif dan mandiri.
Tantangan
di era global semakin banyak yang dihadapi pelajar maka penanaman, penumbuhan
dan penguatan karakter sangat dibutuhkan dalam menjawab tantangan global.
Kepramukaan sebagai pendidikan karakter dalam pelaksanaan kurikulum 2013
sebagai ekstrakurikuler wajib yang harus ada di sekolah harus dapat memberikan
kontribusi dalam pembentukan karakter. Untuk itu maka diperlukan inovasi yang
positif agar kepramukaan sebagai sarana pendidikan karakter dapat terwujud.
Inovasi dapat dilakukan dengan melakukan update materi kekinian, metode
pembelajarannya, sarana yang digunakan, model pendekatannya dan stratetgi yang
digunakan. Untuk itu maka pengelola kegiatan kepramukaan di setiap gugus depan
dituntut untuk menciptakan dan menguatkan budaya positif di sekolah yang sudah
ada.
Upaya
untuk melakukan inovasi dilakukan agar kepramukaan disajikan lebih menarik,
menyenangkan, dan menantang agar peserta didik mempunyai kesan yang positif
terhadap kegiatan kepramukaan. Jika peserta didik sudah tertarik dalam kegiatan
kepramukaan maka upaya pembentukan karakter dalam mewujudkan profil pelajar
Pancasila akan mudah dicapai.
Dalam
melakukan inovasi pada kegiatan kepramukaan tidak lain adalah untuk menciptakan
budaya positif agar kegiatan kepramukaan menjadi efektif dalam menanamkan,
menumbuhkan dan mengembangkan karakter kepada peserta didik. Jika kegiatan
kepramukaan sudah menjadi budaya positif di sekolah maka seluruh warga sekolah dapat merasakan
pentingnya kegiatan kepramukaan sebagai bagian dalam pembentukan karakter di
sekolah.
B.
Dasar
Hukum
Dasar hukum
penyelenggaraan sekolah penggerak mengaju pada Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Riset dan teknologi nomor 162 tahun 2021 tentang program sekolah
penggerak. Sedangkan dasar hukum pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan
ekstrakurikuler wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah adalah:
1.
Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2.
Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169);
3.
Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
4.
Peraturan
Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014;
5.
Peraturan
Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi, dan Tata kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun
2014;
6.
Keputusan
Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu
II sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Nomor 54/P Tahun 2014;
7.
Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
8.
Peraturan
Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI;
9.
Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013
tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs.
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SMA/MA;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan
Struktur Kurikulum SMK/MAK;
12. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugus depan
Gerakan Pramuka; dan
13. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 056 Tahun 1982 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Karang Pamitran.
C.
Deskripsi
Sosialisasi dan Aksi Nyata yang Dilakukan
1.
Sosialisasi
Untuk
mewujudkan budaya positif di sekolah sebagaimana yang tercantum dalam modul
guru penggerak maka dilakukan sosialisasi mengenai budaya positif di sekolah.
Dalam sosialisasi modul guru penggerak kami melibatkan semua Wakil Kepala
Sekolah dan tim pengelola prestasi di SMA N 1 Ngluwar sejumlah 24 orang.
Tim prestasi pertama kali yang kami libatkan
dalam sosialisasi karena mereka ujung tombak untuk mengawal talenta peserta
didik agar dapat berkembang. Hal susai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah
menuntun segala kodrat yang dimiliki anak agar dapat mencapai kebahagian dan
keselamatan yang setinggi-tingginya baik untuk dirinya maupun dalam kehidupan
masyarakat.
Dalam
kegiatan sosialisasi ada penguatan dan penekanan oleh kepala sekolah dan
pendamping guru penggerak sehingga pemahaman guru menjadi utuh. Dan diharapkan
guru-guru juga mempunyai komitmen yang sama dalam memajukan sekolah sebagai
budaya positif. Selain itu guru diharapkan dapat mengikuti program guru
penggerak karena banyak ilmu yang diperolehnya dalam memberikan pelayanan
kepada anak untuk mewujudkan merdeka belajar dalam membentuk karakter profil
pelajar Pancasila.
Materi
yang disosialisasikan dalam modul budaya positif meliputi: paradigma belajar,
filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, disiplin positif, motivasi
belajar, kebutuhan dasar, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas dan
segitiga restitusi. Karena materinya cukup banyak maka disampaikan hal-hal yang
penting yang segera dapat diaplikasikan guru dalam melakukan pembelajaran dan
mengatasi masalah yang sering dihadap peserta didik.
Dalam
sosiaslisasi ini sekaligus disampaikan rencana dan aksi nyata yang telah
dilakukan oleh guru penggerak dalam menjalankan perannya. Sehingga guru menjadi
lebih memahami peran dan nilai guru penggerak. Salah satu aksi nyata yang kami
lakukan yaitu dengan melakukan pembaharuan kegiatan kepramukaan.
2.
Aksi
Nyata
Sebelum
membahas rencana aksi nyata yang dilakukan maka kita harus memahami tentang
pramuka, kepramukaan dan gerakan pramuka. Hal ini penting agar tidak salah
memahami konsep tersebut karena meskipun ketiga hal itu berkaitan dengan
pramuka namun mempunyai makna yang berbeda. Bagi orang awam ketiga istilah
tersebut sering disamakan namun bagi orang yang berkecimpung dalam kegiatan
kepramukaan tidaklah demikian.
Untuk
lebih jelasnya kita pahami dahulu tentang istilah pramuka. Pramuka adalah warga
negara yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta mengamalkan satya pramuka
dan darma pramuka. Pramuka merupakan anggota gerakan pramuka yang melakukan
pendidikan kepramukaan. Pramuka singkatan dari Praja Muda Karana yang bermakna
orang yang berjiwa muda dan berkarya.
Kepramukaan
adalah segala aspek yang berkaitan dengan kegiatan pramuka. Berarti berkaitan
dengan proses pendidikan dalam pramuka. Meliputi kegiatan dan latihan
keterampilan pramuka. Menurut Nursanti Riandini kepramukaan (scouting)
adalah suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menarik dan
menyenangkan bagi anak-anak di bawah tanggung jawab orang dewasa, dilaksanakan
di alam terbuka, di luar sekolah dan keluarga, dengan menggunakan prinsip dan
metode khusus. Kepramukaan sebagai proses pendidikan menganut prinsip
pendidikan sepanjang hayat “long life
education” sehingga berlangsung terus menerus tidak hanya pada saat
seseorang masih mengenyam pendidikan formal saja melainkan sampai akhir hayat.
Gerakan
pramuka menurut Undang-Undang Nomor 10
tahun 2010 adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan. Gerakan pramuka sebagai wadah untuk berorganisasi anggota pramuka
dalam melakukan kegiatan kepramukaan. Melalui
gerakan pramuka setiap anggota dapat beraktivitas dan menyelesaikan
berbagai permasalahan kepramukaan.
Kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat
menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif.
Rekreatif membuat anggotanya
merasa senang dan edukatif mempunyai nilai-nilai pendidikan dalam mencapai
sasaran dan tujuannya. Kegiatan dapat dirasakan oleh pramuka
sebagai suatu yang menyenangkan, menarik, menantang dan tidak menjemukan.
Melalui kepramukaan diharapkan para pramuka dapat berkembang
kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, rasa sosial,
spiritual dan emosionalnya. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam kepramukaan
sejalan dengan nilai-nilai Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) yang dikembangkan dalam pendidikan saat ini untuk
menjawab tantangan abad 21.
Deskripsi aksi nyata untuk mewujudkan kegiatan kepramukaan yang
menarik dan menyenangkan sebagai sarana learning
and playing dengan melalui berbagai kegiatan yang yang tertuang program
kerja yang sudah disepakati dalam musyawarah gugus depan.
Dalam
kepramukaan dibuat kegiatan yang menarik sehingga peserta didik merasa senang
untuk mengikuti kegiatan. Sebagi bukti bahwa kepramukaan itu menarik dapat
dilihat dari antusianya peserta didik dalam mengikuti kegiatan tersebut mereka
tidak hanya sebagai penonton tetapi berusaha sebagai pelaku yang aktif dalam
kegiatan yang diikuti.
Kegiatan
kepramukaan ada yang dilakukan secara rutin dan secara insidental. Yang bersifat
rutin seperti latihan setiap minggu, penerimaan ambalan, pelantikan, ujian SKU
dan lain-lain. Sedangkan yang bersifat insidental biasanya yang mendesak karena
ada yang sesuatu yang segera ditindaklanjuti. Kegiatan insidental berupa
penarikan dana bencana alam, pengiriman untuk mengikuti kegiatan oleh instansi
lain, atau kegiatan sosial tertentu.
Kegiatan
rutin yang dilakukan di gugus depan SMA N 1 Ngluwar pada kelas X baru
penerimaan tamu ambalan. Untuk memasuki ambalan penegak maka anggota pramuka
penggalang melakukan proses kegiatan agar dapat diterima menjadi ambalan
penegak. Setiap pangkalan gugus depan mempunyai adat sendiri sebagai rangkaian
syarat diterima menjadi anggota ambalan penegak.
Di
gugus depan SMA N 1 Ngluwar untuk dapat diterima menjadi anggota penegak
dilakukan rangkaian kegiatan. Sesuai dengan tekad untuk mewujudkan kegiatan
kepramukaan yang menarik dan menyenangkan sebagai sarana learning and playing. Semua anggota pramuka kelas X dibagi dalam
beberapa sangga. Setiap sangga terdiri 8-10 anak. Dengan menggunakan satuan
terpisah antara lai-laki dan perempuan.
Dalam
penerimaan tamu ambalan bentuk kegiatannya dibagi dalam beberapa pos. Setiap
pos menyajikan materi yang harus dipecahkan oleh anggota pramuka baik secara
sendiri maupun berkolaborasi dalam anggota sangga. Materi yang disajikan
meliputi keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME, tekpram, pengetahuan umum, games,
yel-yel, PBB, dan bakti sosial. Semua materi harus diselesaikan agar dapat
berpindah ke pos lainnya.
Pada
pos 1 materi tentang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME yaitu setiap
pramuka diminta untuk mengucapkan doa harian seperti doa bangun tidur, mau
tidur, sebelum dan sesudah makan, bepergian dan doa keselamatan. Metode yang digunakan dengan mengambil kotak undian
tetapi matanya ditutup oleh penjaga pos. Setiap pramuka minta berjalan untuk
mengambil no undian dengan ditutup matanya yang dinavigasi oleh temannya dalam
satu sangga. Setelah memperoleh no undian maka dibuka dan diminta untuk
mengucapkan doanya sesuai dengan doa yang tertera dalam no undinya. Hal yang
menarik dalam kegiatan ini pramuka yang ditutup matanya seringkali jalannya
tidak sesuai dengan perintah navigasi dari temannya. Terkadang mereka menubruk
rintangan yang sudah disiapkan. Sedangkan pembelajaran yang dapat diperoleh
bahwa pramuka latihan menjadi pemimpin untuk menavigasi temannya dan sekaligus
bertindak sebagai orang yang tunduk pada pemimpin agar tidak tersesat sesuai
dengan instruksi navigator.
Pos
2 tentang pengetahuan umum dilakukan dengan pesan berantai. Bahwa setiap sangga
diberikan pertanyaan. Satu pramuka dipisah dari anggota lainnya, dia tidak
mengetahui pertanyaan dan jawaban yang diminta. Pramuka tersebut sebagai tempat
untuk menulis jawaban dipunggungnya dan terakhir mereka yang akan menjawab
perintah dari pertanyaan yang diberikan. Langkahnya penjaga pos memberikan pertanyaan
kepada sangga. Anggota sangga berkolaborasi untuk menjawab pertanyaan. Setelah
jawaban disetujui ditulis di punggung anggota pramuka yang diminta memisahkan
diri. Caranya setiap anggota sangga satu persatu menulis satu huruf dipunggung
dengan jari telunjuk di punggung.
Hal
ini dilakukan anggota sangga secara berurutan setelah selesai yang bertindak
sebagai tempat menulis di punggung akan menjawab. Hal yang menarik karena
setiap pramuka harus mengingat huruf apa yang akan ditulis dan pramuka yang
punggungnya sebagai tempat menulis mengingat gerakan jari tangannya di punggung
kemudian mengingat huruf apa saja yang ditulis untuk menjawab soal yang
diberikan. Jika mereka lupa dan tidak mengingat maka tidak akan dapat menjawab
pertanyaan. Maka dibutuhkan pramuka yang penuh konsentrasi. Ini untuk memupuk
kerja sama dan ketelitian.
Pos
3 pengamalan dasa darma dalam kepramukaan. Setiap anggota pramuka diminta untuk
menjelaskan pengamalan dasa darma
pramuka. Bentuk perintahnya dibuat yang lebih menarik yaitu dengan cara setiap
sangga berdiri membuat lingkaran. Di tengah lingkaran ada tempat meletakkan
bola. Jumlah bola kurang dari jumlah anggota sangga sehingga kalau dibagikan
ada yang tidak mendapat bola. Hal ini dilakukan agar ada satu pramuka yang
tidak mendapat bola.
Cara
menyelesaikan perintah di pos ini yaitu semua anggota sangga menyanyikan sebuah
lagu pramuka atau lagu nasionalisme dengan mengitari tempat diletakannya bola.
Ketika sedang bernyanyi dan tepuk tangan berputar lagu tiba-tiba dihentikan,
petugas pos mengatakan stop. Saat itu anggota sangga akan berebut untuk
mendapatkan bola. Anggota yang tidak mendapat bola diberikan pertanyaan terkait
dengan pengamalan dasa darma. Setelah selesai dilanjutkan lagi sampai separoh
anggota sangga mendapatkan pertanyaan. Karena jika semuanya harus menjawab
pertanyaan waktunya lama sedangkan jumlah sangganya cukup banyak.
Pos
4 dengan demontrasi yel-yel yang telah dibuat sebelumnya. Dalam memperagakan
yel-yel dilakukan menggunakan koreografi dengan menggabungkan lagu, tepuk
tangan dan gerakan badan baik kaki tau tangan. Nyanyian dalam yel-yel dibuat
yang menarik bisa dengan tema nasionalisme atau tema budaya yang dapat
memberikan semangat kepada anggota sangga. Hal ini membutuhkan kekompakan
sehingga yel-yel yang disajikan menarik maka kolaborasi antar anggota sangga
sangat dibutuhkan.
Yel-yel
dibuat tidak sekedar agar anggota sangga kompak tetapi ada nilai-nilai
pendidikan yang ditanamkan. Syair yang dinyanyikan mengandung makna yang
menggunggah semangat nasionalisme dan patriotisme. Dapat juga menanamkan
kecintaan terhadap budaya kita.
Pos
5 bakti sosial setiap sangga diminta untuk peduli kepada orang lain. Caranya
anggota sangga memberikan bantuan berupa beras 1 kg dan minyak goreng 1/4 kg,
dan mie instan 3 bungkus. Hasil dari bakti sosial diberikan kepada anak yatim
di panti asuhan. Untuk pelaksanaannya dilakukan pada hari lain setelah
barang-barang yang akan disumbangkan terkumpul dan dikemas agar rapi. Pemberian
bakti sosial sebagai bentuk pengalaman dasa darma yaitu kasih sayang sesama
manusia.
Pos
6 games hal ini dilakukan untuk melatih daya ingat, fisik dan keterampilan
tertentu. Dalam games dilakukan dengan menggunakan kata perintah depan,
belakang, kanan, kiri. Sehingga anggota sangga tinggal mengikuti perintah
penjaga pos. Bisa juga dilakukan berkebalikan ketika perintah depan berarti
harus melompat ke belakang. Jika perintahnya ke kanan maka harus melompat ke
kiri dsb. Hal ini dapat diganti dengan perintah lain seperti dengan menggunakan
nama binatang, jika sapi maka melompat ke depan. Jika kerbau melompat ke
belakang, kalau perintahnya kambing maka melompat ke kanan dan kuda maka
melompak ke kiri. Perintah dapat dikombinasi agar lebih ramai dan melatih
konsentrasi serta kekuatan fisik.
Dalam
games ini jika konsentrasinya tidak baik maka akan salah melakukan perintah
yang diberikan penjaga pos. Kolaborasi dengan anggota sangga sangat penting
agar tidak salah dalam menjalankan perintah dari penjaga pos. Jika ada yang
salah maka diberikan sanksi agar lebih
seru.
Pos
7 melakukan PBB (Peraturan Baris Berbaris) setiap sangga mendemontrasikan
Peraturan Baris Berbaris. Dipimpin oleh ketua sangga dan anggotanya yang
melakukan perintah. Pemimpin sangga menyiapkan dengan suara lantang dan jelas
sehingga mudah dipahami oleh anggotanya. Gerakan yang dipraktikkan berupa
gerakan dasar dan gerakan di tempat. Seperti sikap sempurna, istirahat, hormat,
lencang kanan, lencang kiri, setengah lengan lencang kanan, setengah lengan lencang
kiri, hadap kanan, hadap kiri, balik kanan, jalan di tempat, bubar jalan dan
sebagainya.
D.
Hasil
Sosialisasi dan Aksi Nyata
1.
Sosialisasi
Sosialisasi
modul guru penggerak dilakukan pada Rabu, 12 Desember 2021 bertempat di ruang
laboratorium komputer. Menghadirkan Kepala Sekolah, Wakasek Bidang Kurikulum,
Humas, Kesiswaan, Sarana, Plt KTU, Guru Pengelola Prestasi dan BK. Dalam sosialisasi modul guru penggerak diharapkan:
b. Guru
memperoleh pemahaman yang utuh mengenai filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara
dalam memberikan pelayanan kepada anak menuju merdeka belajar.
c. Guru
dapat menciptakan budaya yang positif di sekolah sebagai upaya mengubah paradigma
pendidikan yang berpusat pada anak dengan menerapkan inquiri apresiatif.
d. Guru
dapat memahami kebutuhan dasar manusia dalam menganalisis masalah yang dihadapi
anak.
e. Guru
dapat menerapkan segitiga restitusi dalam menyelesaikan permaslahan yang dihadapi
anak.
2.
Aksi
Nyata
Dalam
melakukan kegiatan kepramukaan yang menarik dan menyenangkan dapat membawa
pengaruh positif bagi peserta didik. Arah pendidikan kepramukaan adalah untuk
membentuk pramuka yang memiliki karakter sebagaimana yang tercantum dalam satya
dan darma pramuka. Kepramukaan tidak hanya menitikberatkan pada aspek kognitif
melainkan sikap dan keterampilan. Sebagai bekal untuk menjadi kehidupan dalam
kedudukannya sebagai anggota masyarakat, bangsa dan negara.
Kegiatan
kepramukaan dilakukan dengan cara yang mudah sehingga memungkinkan anggota
pramuka dapat melakukan dengan baik. Selain itu juga murah sehingga tidak
memerlukan banyak biaya karena kita dapat memanfaatkan lingkungan sekitar
sebagai media dan sarana pembelajaran. Kepramukaan dilakukan dengan melibatkan
banyak anggota yang bersifat massal. Oleh karena itu maka kegiatan dilakukan
secara meriah agar peserta didik merasa senang terhadap kegiatan kepramukaan.
Hasil
yang diperoleh dengan kegiatan kepramukaan yang menarik dan menyenangkan adalah
sebagai berikut:
a. Bertambah
wawasannya
Melalui kegiatan kepramukaan yang didesain
menarik dan menyenangkan dapat meningkatkan pengetahuan peserta didik. Karena
ada materi pengetahuan baru yang diberikan kepada anggota pramuka. Pengetahuan
baru berupa materi kepramukaan maupun materi pengetahuan umum.
b. Meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME
Dalam kegiatan kepramukaan dapat
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME karena ada materi yang
diujikan menyangkut pengamalan dasa darma yang pertama yaitu taqwa kepada Tuhan
YME. Dalam hal ini diujikan materi yang berkaitan dengan hubungan manusia
kepada Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia atau lingkungan alam.
c. Meningkatkan
jiwa sosial
Melalui kegiatan kepramukaan ditanamkan
jiwa sosial dengan memberi bantuan kepada fakir miskin, kaum duafa atau
masyarakat yang mengalami musibah korban bencana. Bantuan yang diberikan dapat
berupa tenaga atau bahan-bahan kebutuhan pokok berupa sembako. Secara berkala
pramuka melakukan kegiatan sosial sebagai pengamalan dasa darma yaitu kasih
sayang sesama manusia.
d. Bertambah
keterampilan
Kegiatan kepramukaan dapat menambah
peserta didik menjadi terampil dalam memecahkan masalah sosial. Keterampilan
dibutuhkan sebagai bekal untuk hidup dalam masyarakat. Banyak materi
keterampilan yang diajarkan sebagai lifeskill
yang sangat diperlukan dalam masyarakat.
e. Meningkatkan
kekuatan fisik
Kegiatan kepramukaan dapat meningkatkan
kekuatan dan ketahanan fisik. Materi PBB, games, montenering, lintas alam, pengembaraan
dapat meningkatkan kekuatan fisik yang dibutuhkan tubuh.
f.
Memupuk kolabaroasi
Dalam kepramukaan memupuk anggotanya untuk
berkolaborasi dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Kolaborasi mewujudkan teamwork yang sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan bersama. Setiap sangga harus kompak dalam menjalan setiap
perintah yang diberikan.
E.
Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan ( Kegagalan
Maupun Keberhasilan )
1.
Sosialisasi
Melalui sosialisasi modul guru penggerak dapat memberikan wawasan kepada
guru untuk melakukan perubahan yang bermakna dalam memberikan pelayanan kepada
peserta didik. Anak diberikan pelayanan untuk melakukan merdeka belajar
sehingga guru dapat menerapkan dalam proses pembelajaran. Guru bertindak
sebagai pamong yang ngemong yang
menuntun laku anak agar berjalan ke arah yang baik sehingga dapat menemukan
kebahagian dan keselamatan bagi dirinya dan sebagai anggota masyarakat.
Jika selama ini guru masih menjadi pusat segala aktivitas pembelajaran (teacher centered) maka segera mengubah
untuk memberdayakan anak dalam pembelajaran (student centered) melalui merdeka belajar menuju
profil pelajar Pancasila.
Pembelajaran yang dapat diperoleh dari pelaksanaan sosialisasi yang dapat
dipraktekkan dalam memecahkan permasalahan peserta didik dengan memandang
kebutuhan dasar sebagai sumber masalah yang dihadapi. Kemudian dapat menerapkan
budaya positif dan guru dapat menerapkan inquiri apresiatif dan berperan
sebagai manager serta menerapkan segita restitusi.
2.
Aksi Nyata
Dalam kegiatan kepramukaan dewan ambalan telah berupaya untuk melakukan
perubahan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan kepramukaan dapat menyesuaikan
dengan tuntutan zaman. Sehingga kegiatannya dapat diterima oleh peserta didik
karena sesuai dengan dunianya. Pembelajaran yang berhasil jika apa yang
disajikan bermakna bagi dirinya.
Seiring dengan berkembangnya zaman pengurus dewan ambalan telah melakukan
terobosan baru agar kepramukaan benar-benar bermanfaat bagi peserta didik dalam
upaya membentuk karakter yang dibutuhkan di era global yang serba digitalisasi.
Kegiatan disajikan yang lebih menarik dengan tidak meninggalkan nilai-nilai
pendidikan yang ingin ditanamkan, karena hasil akhir dari kegiatan kepramukaan
adalah terbentuknya karakter. Acuan karakter yang ditanamkan dalam pramuka
yaitu dasa darma.
Setiap kegiataan kepramukaan diusahakan agar selalu menanamkan dan
menumbuhkan salah satu karakter dalam dasa darma. Karakter tersebut
meliputi: taqwa kepada Tuhan yang Maha Esa; cinta alam dan kasih sayang sesama
manusia; patriot yang sopan dan kesatria; patuh dan suka bermusyawarah; rela
menolong dan tabah; rajin terampil dan gembira; hemat cermat dan bersahaja;
disiplin berani dan setia; bertanggung jawab dan dapat dipercaya; suci dalam
pikiran perkataan dan perbuatan.
Berdasarkan pengalaman bahwa kegiatan pramuka yang disajikan belum
sepenuhnya disajikan menarik sehingga peserta didik merasa bosan apalagi
sekarang teknologi informasi banyak menyajikan hiburan yang lebih menarik.
Akbiatnya mereka lebih tertarik untuk
bermain games daripada mengikuti kepramukaan. Hal ini menjadi pekerjaan rumah
bagi semua pengurus dewan ambalan untuk melakukan perubahan agar kegiatan lebih
menarik dan menyenangkan.
Masih dijumpai dalam kegiatan kepramukaan yang menerapkan sifat senioritas
sehingga ada sebutan senior dan yunior. Hal ini menjadikan hubungan kurang
harmonis antara senior dan yunior. Adik kelas merasa takut dan dapat tertekan
ketika harus beraktivitas dengan kakak kelasnya. Padahal kita ketahui bahwa
dalam pramuka hanya dikenal istilah adik dan kakak sebagai bentuk hubungan yang
harmonis yang dilandasi kasih sayang. Inilah yang mendasari kegiatan
kepramukaan harus dilakukan yang menarik dan menyenangkan sehingga tidak
menimbulkan sekat yang menyebabkan jurang pemisah yang tajam antara kakak dan
adik.
Pembelajaran yang didapat dengan menerapkan kegiatan kepramukaan yang
menarik dan menyenangkan dapat lebih mencairkan hubungan kakak dan adik menjadi
hubungan yang harmonis dan menyenangkan. Sekat antara kakak dan adik yang
membuat mereka tidak nyaman dapat terkikis.
Kegiatan yang dilakukan oleh adik kelas yang didasari rasa takut atau
tertekan hilang karena kegiatan didesain yang menarik dan menyenangkan. Mereka
melakukan kegiatan bukan karena tertekan atau karena takut tetapi karena adanya
pembelajaran bermakna yang didapat dalam pembentukan karakternya.
Dengan melakukan perubahan yang terus-menerus dalam menyajikan kegiatan
kepramukaan tidak lain untuk menyesuaikan dengan kebutuhan peserta didik agar
apa yang didapatkan dalam pembelajaran bermakna bagi dirinya. Oleh karena itu
sistem among yang diterapkan dalam kepramukaan mengadopsi filosofi dari
pemikiran Ki Hajar Dewantara yaitu “ing ngarsa sung tuladha; ing madya mangun
karsa dan tut wuri handayani”.
F. Rencana
Perbaikan di Masa Mendatang
1.
Sosialisasi
Sebagai guru penggerak selalu melakukan refleksi untuk melakukan
perubahan di masa mendatang. Berkaitan dengan upaya menggerakkan komunitas
praktisi akan dilakukan secara rutin untuk mensosialisasikan modul yang
dipelajari dari guru penggerak agar dapat menambah wawasan guru.
Berusaha untuk menjadi mitra dan coach bagi rekan sejawat dalam melakukan
pembelajaran yang berpihak pada anak. Sharing pengalaman yang baik sebagai
upaya untuk memberikan pelayanan kepada anak terus ditingkatkan. Hal ini
dilakukan agar terbentuk budaya positif di sekolah sehingga menjadi tempat
belajar yang indah dan menyenangkan sebagaimana pemikiran Ki Hajar Dewantara
bahwa sekolah sebagai taman bermain dan belajar.
Di masa mendatang sosialisasi terhadap modul yang dipelajari dilakukan
secara rutin agar ilmu yang diperoleh dapat didesiminasikan kepada rekan
sejawat di sekolah. Hal baru yang bermanfaat untuk pengembangan pendidikan
dalam melayani peserta didik selalu disosialisasikan dengan melakukan
kolaborasi agar tercipta budaya positif di sekolah.
2.
Aksi Nyata
Dewan ambalan sebagai pengelola kegiatan kepramukaan di gugus depan
berperan penting untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta
melakukan tindak lanjut dari kegiatan kepramukaan. Sehingga maju mundurnya
gugus depan berada di tangan dewan ambalan beserta dengan pembinanya.
Perencanaan sebagai pedoman untuk melakukan semua kegiatan di gugus
depan. Perencanaan yang baik dapat mencapai tujuan yang maksimal. Sehingga
perencanaan penting disusun yang baik yang menggambarkan rencana, tujuan dan
hasil yang akan dicapai. Dalam gugus depan pembuatan rencana dituangkan dalam
mugus (Musyawarah Gugus Depan) yang dilakukan sekali dalam setahun. Selain
menentukan rencana program kerja selama setahun juga meminta
pertanggungjawabkan pengurus periode sebelumnya.
Di masa mendatang gugus depan membuat perencanaan yang baik. Perencanaan
tersebut dibuat sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan kepramukaan. Paling
tidak dalam perencanaan tersebut memuat visi, misi, jenis kegiatan, waktu
pelaksanaan, tujuan, sasaran dan biaya yang dibutuhkan.
Kegiatan masa mendatang dilakukan dalam bentuk yang menarik dan
menyenangkan sebagai sarana learning and
playing yang mengandung nilai-nilai pendidikan dalam membentuk karakter
peserta didik menuju profil pelajar Pancasila.
Banyak kegiatan yang baik yang dapat dicontoh dan diterapkan dalam
kegiatan kepramukaan di sekolah. Sarana media telah menyediakan informasi yang
posiitif dalam pengembangan kegiatan kepramukaan. Media youtube dapat dijadikan
sarana untuk belajar kepramukaan sekaligus untuk mempublikasikan kegiatan yang
telah dilakukan. Dewan ambalan ke depan harus melakukan inovasi dalam kegiatan
kepramukaan sesuai dengan tuntutan zaman di era globalisasi yang berbasis
digitalisasi.
Pembelajaran dalam kepramukaan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik
sehingga setiap kegiatan mempunyai makna dalam hidupnya. Peningkatan
keterampilan sebagai lifeskill terus
dilakukan dengan inovasi agar menjadi pramuka yang terampil dalam menghadapi
masalah sosial dalam masyarakat.
G.
Testimoni
1. Sosialisasi
Kegiatan sosisalisasi modul guru penggerak telah
memberikan kesan yang baik bagi guru untuk mewujudkan budaya positif. Berikut
ini testimoni dari rekan sejawat mengenai sosialisasi modul guru penggerak.
1.

Mindarsih, S.Pd.
Sosialisasi modul guru penggerak menambah wawasan
saya dalam memberikan pelayanan kepada anak. Saya dapat memahami bagaimana guru
harus bersikap dalam menyelesaikan permasalahan anak melalui segitiga
restitusi. Mudah-mudahan di sekolah ini menjadi tempat yang menyenangkan untuk
belajar.
2.

Nur Isbah Kusumaningjati, S.Pd.
Saya mendapatkan ilmu baru bahwa guru dalam membantu
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak bertindak sebagai manager dimana
masalah anak diselesaikan dengan cara menstabilkan identitas, validasi tindakan dan menanyakan keyakinan
kelas. Karena selama ini banyak guru yang bertindak sebagai penghukum. Semoga
terbentuk budaya positif di SMA N 1 Ngluwar.

Kegiatan kepramukaan yang didesain yang menarik dan
menyenangkan sebagai sarana learning and
playing telah membawa dampak positif. Hal ini dapat menjadi budaya positif
di sekolah apabila kegiatan tersebut berlangsung secara berkesinambungan.
Berikut ini testimoni dari pramuka yang terlibat dalam kegiatan kepramukaan.
1.
Almaira I.K

Saya senang mengikuti kegiatan kepramukaan karena
kegiatannya tidak berat, menarik dan menyenangkan. Banyak pengalaman yang saya
dapatkan dari kegiatan tersebut seperti kerja sama, kepedulian, dan kasih
sayang. Saya berharap kakak kelas membuat kegiatan yang lebih menarik lagi dan
jangan membuat adik kelas takut. Saya senang kalau kegiatan pramuka secara
offline. Terima kasih kak
2.
Pipit Eka L

Tidak seperti yang saya bayangkan bahwa kakak kelas
menakutkan dan kegiatannya membosankan ternyata kegiatan yang saya ikuti
menarik. Kita sanang karena kegiatannya berupa permainan, aksi sosial,
peningkatan keimanan banyak disajikan dengan santai tidak ada unsur yang
membuat saya tertekan. Selamat bertugas kakak untuk membuat pramuka lebih maju.
Mohon kegiatan pramuka dilakukan tatap muka karena sinyalnya sering bermasalah.
Sukses selalu!
H.
Dokumentasi Sosialisasi dan Aksi Nyata
Sosialisasi
Modul Guru Penggerak




Kegiatan
Baris Berbaris

Mengambil Bola sebelum menjawab
Pengetahuan Umum


Games melatih konstentrasi dan
kekuatan fisik


Menjawab soal Tekpram dengan Pesan
Berantai




Kegiatan penyerahan Baksos




Demontrasi Yel-Yel


Komentar
Posting Komentar