Pembelajaran Berdiferensiasi Menggunakan Problem Based Learning dengan Berbantuaan Media Massa Pada Materi Mewaspadai Ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sukadi, S.Pd, M.Pd

A.   Latar Belakang

Sebagai guru penggerak mempunyai peranan penting dalam menggerakkan ekosistem dalam pendidikan. Diharapkan melalui guru penggerak perubahan dalam dunia pendidikan dapat berubah sesuai dengan sebagaimana konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa guru menuntun segala kodrat yang dimiliki anak baik kodrat alam maupun kodrat zaman agar dapat menemukan kebahagiaan yang setinggi-tingginya bagi dirinya maupun sebagai anggota masyarakat.

Salah satu peranan yang dapat diwujudkan dalam pembelajaran di kelas sebagai pemimpin pembelajaran. Guru mempunyai berbagai persoalan yang dihadapi dalam memberikan pelayanan pembelajaran kepada murid agar kebutuhan pembelajaran dapat terlayani dengan baik. Maka guru harus mempunyai pemahaman yang utuh tentang kebutuhan belajar murid. Untuk memahami kebutuhan murid guru dapat melakukan pembelajaran berdiferensiasi.

Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar belajar individu setiap murid. Dalam pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti mengelompokkan murid yang pandai dengan yang pandai atau sebaliknya, bukan pula guru harus mengajar dengan cara yang berbeda untuk  semua murid melainkan pembelajaran yang masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi pada kebutuhan murid.

Guru dapat mengetahui kebutuhan belajar awal dengan melakukan berbagai cara misalnya dengan sharing dengan murid, sharing dengan guru yang mengajar sebelumnya atau dengan guru bimbingan dan konseling. Melalui hasil sharing dan masukan yang diperoleh dari murid maupun rekan sejawat dapat dijadikan dasar dalam memberikan pelayanan kebutuhan belajar murid sehingga apa yang dibutuhkan murid dapat terlayani.

Dalam melakukan pemetaan awal kebutuhan belajar murid setidaknya ada tiga aspek yang harus diperhatikan yaitu minat belajar (readiness) murid, minat murid dan profil belajar murid. Melaui ketiga aspek tersebut guru dapat merancang pembelajaran yang perpihak pada kebutuhan belajar murid. Kesiapan belajar murid (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Jika tugas baru diberikan murid dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan murid dapat membawa mereka keluar dari zona nyaman mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai mereka dapat menguasai materi baru tersebut.

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Dalam merancang pembelajaran guru perlu mempertimbangkan minat murid agar kebutuhan belajar dapat terlayani. Selain itu guru perlu memahami profil belajar murid yang merupakan pendekatan yang disukai murid untuk belajar. Profil belajar murid merupakan kebiasaan yang disukai murid yang dipengaruhi oleh gaya berfikir, kecerdasan, budaya, latar belakang dan jenis kelamin.

Dalam pembelajaran PPKn ada kompetensi tentang mengkaji kasus-kasus ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam materi tersebut mencoba untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan problem based learning berbantuan media massa. Hal ini dimasudkan agar kebutuhan belajar murid dapat terlayani dengan baik sesuai dengan kesiapan, minat dan profil belajar murid.

 

  

B.    Dasar Hukum

Dasar hukum penyelenggaraan sekolah penggerak mengaju pada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan teknologi nomor 162 tahun 2021 tentang program sekolah penggerak.

 

 

 

 

C.   Deskripsi Aksi Nyata yang Dilakukan

Dalam pembelajaran PPKn meliputi dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Diharapkan hasil akhir pembelajaran dapat terjadi perubahan sikap yang baik, dikuasainya pengetahuan dan mempunyai keterampilan kewarganegaraan.

Kompetensi dasar dalam PPKn kelas XI diantaranya mengkaji kasus-kasus ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dan strategi mengatasinya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Pada materi tersebut mencoba untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi sehingga apa yang dibutuhkan murid dapat terlayani dengan baik.

Untuk mengkaji kasus-kasus ancaman maka kita mencoba menggunakan media massa sebagai batuan dalam melakukan pembelajaran berbasis masalah (problem solving). Media massa yang digunakan berupa artikel dari internet, video di youtube atau koran yang berbasis kertas. Semuanya untuk memudahkan murid dalam mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan profil belajarnya masing-masing. Sebagai gambaran rencana aksi nyata yang akan kita lakukan pembelajaran tersebut yaitu:

1.      Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan membuat rencana pembelajaran yang dengan mempertimbangkan diferensiasi konten, proses dan produk.

2.      Menyajikan pembelajaran berdiferensiasi dengan menampilkan konten yang berbeda dengan materi yang sama meliputi video, artikel, dan bahan tayang.

3.      Memberikan kesempatan kepada murid untuk dapat mengakses materi pembelajaran yang diinginkan baik melalui tayangan, video, bahan tayang ataupun artikel materi.

4.      Memberikan kebebasan kepada kelompok untuk mengkaji kasus ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik   Indonesia dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dan memberikan kebebasan untuk menyerahkan produk dari hasil kajian dapat berupa teks narasi, tayangan kertas plano, tabel atau poster dalam aplikasi canva.

5.      Melakukan penilaian hasil pembelajaran berdiferensiasi yang dilakukan murid sesuai dengan profil belajarnya dari produk yang dihasilkan.

 

 

D.   Hasil Aksi Nyata

Setelah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi paling tidak telah melakukan pelayanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Meskipun tidak melayani murid secara sendiri-sendiri dengan menggunakan model pembelajaran sejumlah murid. Tetapi secara garis besar telah mengakomodasi kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Hasil yang diperoleh dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dengan penerapan problem based learning berbantuan media massa diharapkan dapat diperoleh hal-hal yang positif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Karena guru sebagai pemimpin pembelajaran maka pelayanan pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan individual belajar murid.

Adapun hasil aksi nyata dalam pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi   adalah sebagai berikut:

1.      Pembelajaran lebih fleksibel.

Murid diberikan kebebasan untuk mempelajari materi sesuai dengan pilihan yang disajikan guru misalnya melalui artikel, tayangan video atau bahan tayang ppt. Sehingga murid dapat memanfaatkan konten yang disajikan sesuai dengan keinginannya masing-masing. Namun hal utama bahwa materi yang disajikan baik melalui tayangan video, artikel atau bahan tayang ppt harus dipahami oleh murid. Guru tidak kaku menyajikan dalam satu macam konten atau satu tugas yang sama tetapi dapat merancang produk yang dihasilkan murid sesuai dengan profil belajar murid.

2.      Murid dapat mempelajari konten sesuai dengan keingannnya.

Dalam pembelajaran guru dapat menyiapkan konten pembelajaran yang menarik murid melalui keberagaman yang disajikan.  Misalnya dapat mendowload video dari youtube, menyajikan artikel dari koran, atau menyajikan bahan tayang berupa ppt. Dari berbagai konten yang disajikan guru murid dapat memilih salah satu yang dianggap paling mudah dipahami dan dimengerti murid sehingga materi pembelajaran mudah diterima murid. Hal ini memudahkan guru dalam memberikan pelayanan kebutuhan belajar murid.

3.      Proses pembelajaran sesuai dengan minat murid

Melalui pembelajaran berdiferensiasi telah mengadopsi pembelajaran sesuai dengan minat murid. Jika pembelajaran sesuai dengan minat murid dapat menjadi motivator penting sehingga murid dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Jika sudah aktif dalam pembelajaran maka tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan mudah dicapainya.

4.      Produk yang dihasilkan sesuai dengan profil belajar murid.

Hasil atau produk setelah proses pembelajaran dapat dihasilkan murid tidak hanya satu macam tetapi bermacam-macam sesuai dengan profil belajar murid. Jika mereka senang membuat teks narasi maka hasil kajian dari pembelajaran berbasis masalah dapat dituangkan dalam teks berbentuk artikel. Kalau mereka senang membuat gambar maka dapat disajikan dalam bentuk gambar yang menggambarkan ceritera. Sedangkan jika mereka mau membuat dalam kertas plano maka ditulis sesuai dengan hasil kajiannya. Bahkan kalau mau menjadikan tugasnya dalam bentuk poster pada aplikasi canva juga diperbolehkan.

5.      Pembelajaran menyenangkan.

Dalam pembelajaran berdiferensiasi lebih menyenangkan karena murid diberikan kebebasan dalam mempelajari konten, mengerjakan tugas dan hasil tugas yang harus diserahkan sesuai dengan profil belajarnya masing-masing. Tidak ada keharusan mengumpulkan tugas dengan satu jenis tertentu tetapi sesuai dengan kemampuan masing-masing kelompoknya. Produk atau tugas dapat berupa tabel, gambar, narasi, bagan dalam kertas plano atau poster dalam aplikasi kanva. Hal ini tidak membebani murid karena mereka dapat menghasilkan produk atau tugas sesuai dengan pilihan kelompoknya.  

 

E.    Pembelajaran yang didapat dari Pelaksanaan ( Kegagalan Maupun    Keberhasilan )

Setelah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi paling tidak telah melakukan pelayanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Meskipun tidak melayani murid secara sendiri-sendiri dengan menggunakan model pembelajaran sejumlah murid. Tetapi secara garis besar telah mengakomodasi kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Pembelajaran berdifernsiasi sebagai salah satu cara guru dalam memberikan pelayanan terbaik kepada murid sesuai dengan kebutuhan belajar murid. Jika murid mendapatkan kebutuhan belajar sesuai yang dihendekakinya maka tingkat keterlibatannya dalam pembelajaran akan tinggi dan hasil belajar dapat bermanfaat dan bermakna bagi murid. Hal ini sekaligus dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

Jika pembelajaran berdiferensiasi dapat diterapkan di kelas maka memungkinkan pembelajaran akan lebih menarik bagi murid karena pertimbangan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid dipertimbangkan dalam pembelajaran. Tetapi bukan berarti pembelajaran berdifernsiasi harus mengakomodasi semua kepentingan indivudal murid tetapi guru dapat memberikan respon setiap kebutuhan dan hasil pembelajaran yang telah dicapai murid sesuai dengan kebutuhan belajarnya.

Pada akhirnya pembelajaran berdiferensiasi diharapkan mampu menciptakan pembelajaran di kelas yang menyenangkan, murid tidak merasa ada tekanan karena guru dapat menyajikan beberapa konten yang dapat dipilih oleh murid misalnya konten berupa tayangan video, artikel, atau bahan tayang ppt. Murid diberikan kebebasan untuk memilih konten yang disajikan sesuai dengan minat dan profil belajarnya masing-masing murid. Umpan balik yang diminta guru sebagai sebuah produk atau tugas juga dapat beragam dalam mengkaji sebuah kasus dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran PPKn murid dapat mengkaji sebuah kasus melalui problem based learning dengan berbantuan media massa yang berupa tayangan video, artikel di koran atau internet serta bahan tayang ppt.

Murid dapat membuat produk atau tugas dari hasil pengkajian sesuai dengan profil belajarnya masing-masing misalnya dalam bentuk narasi, skema atau tabel dibuat dalam kertas plano, gambar atau poster melalui aplikasi canva. Hal ini lebih menarik karena murid tidak terkekang dalam bentuk tugas yang sama tetapi beragam sesuai dengan pemahaman, pemikiran dan profil belajarnya masing-masing.

Namun jika pembelajaran berdiferensiasi masih gagal maka guru harus terus belajar untuk dapat melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi penting untuk dapat memperbaiki kekurangan dan menguatkan kelebihan yang telah dilakukan. Agar pembelajaran dapat mencapai hasil yang maksimal sesuai kebutuhan belajar murid maka sharing dengan murid, rekan sejawat dan mempelajari data di BK sangat penting sebagai bahan untuk melakukan perbaikan di masa mendatang.

 

F.    Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru secara terus menerus melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Jika sudah mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan pembelajaran maka dapat dikuatkan agar pembelajaran berikutnya menerapkan hal-hal positif yang telah dilakukan. Namun jika belum sesuai dengan tujuan yang direncanakan dapat diperbaiki agar pembelajaran lebih efektif dan efisien.

Pembelajaran yang efektif dan efisien dapat dilihat terhadap tingkat keterlibatan murid dalam pembelajaran. Jika murid aktif dalam pembelajaran maka lebih mudah mencapai tujuan yang direncanakan dan pembelajaran lebih bermakna bagi kebutuhan belajar murid.

Pada masa mendatang kita perlu mengembangkan pembelajaran berdiferensiasi agar kebutuhan murid dapat terlayani dengan baik. Model pembelajaran berdiferensiasi perlu disosialisakan kepada rekan sejawat agar mempunyai pemahaman dan wawasan bagaimana memberikan pelayanan kebutuhan belajar murid sesuai dengan kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Pembelajaran berdiferensiasi lebih mendorong murid dapat mengembangkan kreativitasnya untuk menyampaikan hasil pembelajaran sesuai dengan profil belajarnya. Murid tidak merasa tertekan bahkan dapat meningkatkan kreativitasnya sesuai dengan talenta yang dimilikinya. 

 

G.   Testimoni

Anggi Wulan Yunita

 

Saya merasa senang dengan pembelajaran seperti ini karena saya diberikan kebebasan untuk mencari materi yang disukai dan menganalisis kasus sesuai dengan minta saya. Pembelajaran hari ini menjadikan saya lebih paham mengenai ancaman di bidang ekonomi. Saya berterima kasih kepada rekan saya yaitu Dewi, Diaz, Bagas dan Andika karena telah membantu saya dn bekerja sama dalam pembelajaran hari ini.

 

 

 

Ahmad Fajar Sodik

Pembelajaran seperti ini tidak membuat saya senang. Pada pembelajaran hari ini saya menjadi mengerti tentang murid takut tetapi nyaman karena murid diberi kebebasan untuk mencari materi sendiri dengan browsing di internet dan direspon baik oleh gurunya. pembelajaran santai murid tidak merasa tertekan tetapi santai senang tidak ada suasana menegangkan. Saya menjadi lebih paham ternyata Malaysia mengklaim wayang sebagai budayanya padahal wayang budaya asli Indonesia. Terima kasih kepada Guru PPKn dan rekan dalam satu kelompok yang telah bekerja sama dengan baik.

 

H.   Dokumentasi Aksi Nyata

 

Kegiatan Pendahuluan

Laporan dan Hormat Bendera

 

Berdoa Sebelum Memulai Pembelajaran

 

 

Kegiatan Inti

Guru Membagi materi dari Koran dan Murid dapat mencari di internet

Hasil Pekerjaan Siswa Dalam Bentuk Poster Dengan Canva

 

Hasil Pekerjaan siswa dalam bentuk  Bagan dalam Kertas Plano

Foto Siswa sedang Presentasi

 

 

 

 

 

 

Kegiatan Penutup

 

Refleksi setelah Pembelajaran

 

 

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Pembelajaran Kompetensi Sosial Emosional dalam Mata Pelajaran PPKn untuk membentuk Karakter Menuju Profil Pelajar Pancasila